Penyebab Pemanasan
Global
Penelitian yang
telah
dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan
bahwa
ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas
rumah
kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi
sebab
dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan
Bangsa Bangsa
(PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan
International
Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan
ahli
dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC
mengadakan
pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang
berhubungan
dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan
penemuan-
penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat
persetujuan untuk
solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka
temukan
adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab
langsung
terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor
terbesar dari
terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah
kaca ini
dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada
kendaraan
bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga
listrik.
Apa itu Gas Rumah Kaca?
Atmosfer bumi
terdiri
dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok
gas yang
menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah
“gas
rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas
tersebut di
atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi
menahan
panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap
hangat,
dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik
karena
memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya
membutuhkan
gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa
keberadaan gas
rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena
tidak
adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai
perbandingan, planet
mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek
rumah kaca
memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar
pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4)
yang
dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem
pencernaan
hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas
yang
digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya
hutan-hutan
yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin
memperparah
keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang
tersimpan
di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki
efek
pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek
pemanasan
lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana
menghasilkan efek
pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan
efek
pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti
chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan
hingga ribuan
kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di
banyak
negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya
lapisan
ozon.
Apa Penyebab Utama Pemanasan Global?
Dalam laporan PBB (FAO) yang
berjudul
Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan
November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil
emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari
gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia
(13%).
Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida,
37%
gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro
oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia
penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan
tanah
kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang
untuk
menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan
Hutan
Amazon.
Sedangkan laporan yang baru saja dirilis
World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab
atas
sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama
bidang
lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang,
membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang
diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB
(FAO).
Mereka menghitung bidang yang sebelumnya dan memperbarui hal lainnya,
termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari
pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan
lebih
dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.
Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72
kali
lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili
kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi
pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu
memberitahu
bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51
persen
masih konservatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar